You are currently viewing Mengintip Sajian Kopi Lokal dari Cafe Silogisme Kopi Patroman Roastrery Kota Banjar

Mengintip Sajian Kopi Lokal dari Cafe Silogisme Kopi Patroman Roastrery Kota Banjar

  • Post author:
  • Post category:Bisnis

Meningkatnya para penggemar kopi menjadi sebuah peluang untuk membuka bisnis cafe. Begitulah yang dilakukan oleh salah satu warga Banjar. Namun berbeda dengan cafe di tempat lain yang kebanyakan menggunakan kopi dari luar, Kedai kopi yang diberi nama Cafe Silogisme Kopi Patroman Roastrery ini mengunggulkan sajian kopi lokal di Banjar yang diberi nama Pataruman Kopi. Penasaran dengan cerita pemilik cafe dan perjalanan bisnisnya? Yuk simak ulasan berikut.

Table of Contents

Awal Mula Bisnis Cafe yang Bertahan Bisa Bertahan Hingga Saat ini

Husni yang selaku pemilik Cafe Silogisme Kopi Patroman Roastrery menceritakan jika pencapaian bisnisnya hingga saat ini melewati perjalanan yang cukup panjang. Sebelumnya, ia ingin membangun bisnis cafe namun terkendala modal. Selain itu, keinginan ini juga karena melihat banyak pohon kopi di Banjar yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya. Husni juga tergabung dalam komunitas musang sehingga ia ingin memanfaatkan musang untuk menghasilkan kopi luwak.

Awalnya ia mengaku juga kesulitan memulainya mengingat terlalu banyak orang yang terlibat. Hingga akhirnya di tahun 2016, ia mengajak ketiga temannya satu komunitas untuk belajar di  dunia perkopian sebagai modal sebelum membuat kopi luwak. Bahkan waktu itu, ia hanya memiliki uang sekitar Rp 50 ribu saja sebagai modal awal. Setelah mendapatkan biji kopi dari petani, ia kemudian memproses biji kopi tersebut dan berhasil menjualnya ke masyarakat.

Sebelumnya ia mengaku jika belum menentukan merek untuk kopi yang diproduksinya tersebut. Ia dan teman temannya masih memfokuskan pada penjualan terlebih dahulu. Ia menjual kopi yang diprosesnya sendiri per 100 gram dengan harga Rp 130 ribu. Setelah berhasil mendapatkan modal awal dan keuntungan dari penjualan tersebut, kemudian Husni mendapatkan tambahan modal untuk membeli biji kopi dari petani sembari mencari nama produk lokal.

Setelah mencari nama nama yang tepat, akhirnya ia dan temanya menemukan nama yang tepat yaitu Pataruman Kopi. Ia dan teman temannya kemudian memasarkan produk kopi tersebut dengan bahan seadanya. Dari produksi kopi 300 gram, ia berhasil menjualnya dengan harga Rp 500 ribu. Ia kemudian memutar uang agar memperoleh penambahan modal untuk membeli biji kopi yang lebih banyak. Ia juga mengumpulkan peralatan produksi sedikit demi sedikit.

Awalnya Husni memakai peralatan manual untuk menggiling kopi yaitu cobek atau ulekan. Seiring berjalannya waktu, peralatan yang dibutuhkan akhirnya dapat dibeli meskipun tidak secara langsung. Di saat yang sama, ia juga mengurus perizinan usahanya. Memang jika dilihat seakan bisnis yang digelutinya seakan tidak ada hambatan. Namun, berdasarkan cerita dari pemilik cafe yang terkenal dengan sajian kopi lokal Banjar ini sempat mengalami gulung tikar beberapa kali.

Ia membuka kedai kopi pertamanya di Toserba Pajajaran lantai 2 dan membuka lagi di Rest Area Banjar. Adanya persaingan yang cukup ketat, serta belum memahami manajemen strategi dengan baik dan modal yang tidak mencukupi menyebabkan kedai kopinya ditutup. Namun, kondisi ini bukan berarti membuatnya patah semangat dan berhenti dengan usaha yang telah dibangunnya. Ia dan temannya akhirnya kembali ke kontrakan sebagai tempat produksi awal.

Menggunakan Kontrakan Sebagai Tempat Produksi

Pasca mengalami gulung tikar, Husni dan ketiga temannya akhirnya kembali memakai kontrakan yang sebelumnya memang dijadikan sebagai basecamp untuk proses kopi luwak. Da atau tidak pembeli, mereka tetap buka di basecamp. Namun, hal ini lantas bukan berarti masalahnya selesai. Bahkan ia dan teman temannya pernah sampai diusir oleh pemilik kontrakan lantaran belum mampu membayar kontrakan tersebut sehingga harus berpindah tempat.

Husni dan teman temannya akhirnya memilih lokasi di depan Toko Alpin yang letaknya berdekatan dengan lokasi cafe nya saat ini. Namun ia harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan kopi dari merek terkenal. Husni tidak menyangka jika ternyata ia dan teman temannya mampu bersaing dan mempertahankan kualitas kopi yang dibuatnya sendiri. Hingga akhirnya ia membuka cafe Silogisme Kopi Patroman Roastrery dan masih melekatkan sajian kopi lokal Banjar.

Ia dan teman temannya berkomitmen untuk terus mempertahankan kualitas kopi luwak yang diproduksinya mulai dari awal pemanenan, setelah panen sampai proses roasting agar menggunakan bahan yang sama dan tidak menggunakan produk lain. Dari sini, ia belajar banyak hal terutama bagaimana cara mempertahankan usaha hingga harus menghadapi masa masa yang sulit.  Tentu ini memberikan pelajaran yang sangat berarti baginya dan teman yang lain.

Perjalanan panjang yang ceritakan Husni sebagaimana diberitakan oleh Portal Berita Kota Banjar pastinya juga memberikan inspirasi kepada anak muda saat ini agar tidak pantang menyerah dalam membangun bisnis. Selain menyajikan kopi luwak produksi lokal, cafe yang dibangun oleh Husni dan  teman temannya juga membuka kursus di bidang barista, tata boga serta injeksi motor.

Tentu hal ini juga tidak terlepas dari pengalamannya menggeluti dunia perkopian. Kendati demikian, ia juga berharap jika kursus yang dibukanya tersebut nantinya bisa berkembang hingga ia bisa membangun perguruan tinggi di Kota Banjar dengan jurusan yang lebih banyak, seperti tata boga, perhotelan, teknik hingga FISIP. Adanya perguruan tinggi seperti ini tentu bisa membantu generasi selanjutnya untuk memilih bidang yang diinginkan dengan pengajaran yang lebih baik.

Cita cita ini tidak terlepas dari status Husni yang dulunya seorang mahasiswa FISIP di Universitas Siliwangi. Selain itu, ia juga mahasiswa yang aktif dalam beberapa organisasi kampus. Namun, karena ia merasa bosan dan lelah sehingga mencari ide untuk memulai kehidupan baru dan mencari jati dirinya. Hingga akhirnya ia memilih terjun di dunia perkopian dan mendirikan Cafe Silogisme Kopi Patroman Roastrery yang terkenal dengan sajian kopi lokal dari Banjar.

Ternyata kedai kopi yang menyajikan kopi luwak Banjar ini melalui perjalanan yang cukup sulit, dan sempat mengalami beberapa kali gulung tikar. Namun, karena bisa mempertahankan kualitas akhirnya kopi produk lokal ini semakin dikenal di Banjar. Selain menyajikan minuman kopi, uniknya cafe ini juga membuka kursus barista, tata boga hingga injeksi motor. Jika penasaran dengan rasa kopinya, anda bisa sempatkan mampir di Jalan Raya Banjar-Manonjaya Nomor 128.