Suku Toraja ini menempati di pegunungan bagian utara sulawesi selatan. Untuk mayoritas penduduknya menganut agama kristen, sebagian beragama Islam serta ada juga yang menganut animisme. Toraja sendiri asal katanya dari bahasa Bugis to riaja yang diartikan sebagai orang yang berdiam negeri diatas awan. Jika dilihat secara harfiah memiliki arti tersendiri. To yang berarti orang sedangkan riaja yang berarti dataran tinggi. Maka tak heran jika masyarakat di Toraja banyak yang tinggal didaerah dataran tinggi.

Ketika kita berkunjung ke Tana Toraja, maka kesan mistis akan terasa pada tempat tinggal masyarakat Toraja. Kemudian untuk adat serta upacara adat yang dilakukannya juga mempunyai keunikan dan terasa mistis. Hal ini juga dirasakan oleh wisatawan yang pernah berkunjung ke Toraja.

Toraja juga memiliki baju adat yang unik. Keunikan baju adat toraja tersebut akan kita ulas dibawah ini.

1. Sepa Tallung Buku

Pixabay.com

Baju adat toraja ini bentuknya panjang sampai kelutut dan dipakai oleh pria. Busana ini juga dilengkapi oleh beberapa aksesoris tambahan antara lain :

Kendure ; yaitu busana dengan dekorasi yang berupa manik-manik pada unsur dada, ikat kepala dan ikat pinggang.

Gayang : senjata khas yang berupa parang. Senjata ini dipakai sebagai aksesoris, cara pemakaiannya diselipkan pada bawahan sarung.

Lipa , merupakan sejenis dari sarung sutra yang mempunyai motif bermacam-macam.

Selain digunakan sebagai hiasan, kendure tertentu juga memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu, salah satunya adalah untuk memanggil hujan. Selain dipercaya untuk mendatangkan berkat bagi pemiliknya, kendaure juga bisa mendatangkan malapetaka.

Penggunaan kendaure pada jaman dulu hanya dikenakan oleh bangsawan saja  karena harganya yang cukup mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat biasa. Pemakaian kendaure pada upacara adat dan dekorasi ruangan pun mencerminkan status sosial dari pemakaiannya. Karena harga kendaure ditentukan dengan untaian dari manik-maniknya. Apabila menggunakan manik-manik kuno maka nilainya akan semakin tinggi.

Tetapi sekarang sudah terjadi pergeseran nilai dalam memakai kendure. Saat ini semua golongan masyarakat bisa memakai kendaure, karena kendure sekarang sudah bisa dibuat dari manik-manik plastik sehingga harganya terjangkau.

Sapa Tallung buku ini pernah menorehkan sejarah di luar negeri. Tepatnya pada ajang Manhut International tahun 2011 yang ada di Korea selatan, sebagai pakaian adat Toraja pertama yang banyak menarik perhatian dunia.

Pada ajang tersebut banyak yang memberikan sanjungan pada baju adat Sepa Tallung Buku. Baju adat tersebut dikenakan dengan sepasang sayap dan tanduk. Ini mencerminkan bahwa kebudayaan Indonesia yang besar dan agung.

Dengan tampilnya baju adat Toraja di kancah Internasional tersebut diharapkan banyak wisatawan asing yang akan datang ke Indonesia.

2. Pakaian Adat Toraja Pokko

Pakaian adat ini dipakai oleh wanita Toraja. Pakaian ini berbeza dengan Sepa tallung Buku yang berukuran panjang. Pada pakaian adat Toraja Pokko bentuk bajunya mempunyai lengan pendek yang didominasi oleh warna merah, putih dan kuning.

Sampai saat ini penggunaan baju pokko masih tetap terjaga kelestariannya. Karena PNS di kabupaten toraja diwajibkan mengenakan baju pokko pada hari sabtu. Sementara untuk pria menggunakan Seppa tallung buku.

3. Pakaian Adat Toraja – Kandore

Kandore merupakan baju adat Toraja yang dikenakan oleh wanita. Pakaian adat ini mempunyai hiasan manik-manik yang menghiasi dada, ikat pinggang, ikat kepal dan gelang.

4. Kain Tenun Toraja

Pixabay.com

Kain tenun ini merupakan salah satu unsur dari baju adat Toraja yang kelestariannya masih terjaga sampai saat ini. Bagi masyarakat Toraja, kain tenun ini merupakan penghargaan bagi mereka yang sudah meninggal. Kain ini juga sebagai tanda kasih terhadap sanak saudara yang sudah meninggal di wilayah sulawesi barat dan sulawesi selatan.

Kain tanda kasih ini mempunyai peran penting dalam ritual pemakaman keluarga Toraja yang tersebar dari dataran tinggi sulawesi selatan sampai sulawesi barat.

Kain tenun Toraja mudah sekali untuk dikenali, dengan kita menyentuhnya maka akan terasa jika kain tenun toraja permukaannya lebih kasar daripada tenun ATBM. Kain ini sama-sam berbahan baku polyester dengan motif serupa tenun Toraja bentuknya lebih tebal dan berat. Serbuan tenun-tenun dari luar Toraja yang harganya lebih murah membanjiri toko-toko kain yang ada di Toraja. Tingginya tenun hasil toraja ini juga belum diimbangi dengan kemampuan dan tidak adanya regenerasi dari para penenun.

Tetapi kini dengan adanya kebijakan dari pemerintah setempat yang mewajibkan untuk memakai kain tenun, maka produksi kain tenun asli Toraja ini mulai meningkat kembali.

5. Sarung kain Tenun Toraja

Baju adat lain yang berasal dari Toraja yaitu berupa sarung yang berbahan dasar kain tenun. Sarung tersebut digunakan oleh semua tetua adat yang akan memimpin upacara rambu solo’ atau upacara kematian yang ada di kecamatan Rantepao.

Kain tenun yang biasa dipakai sebagai sarung kebanyakan berwarna putih. Ini dimaksudkan untuk mengindikasikan status kebangsawanan seseorang. Kain tenun ini keberadaannya sudah sangat langka sehingga kebanyakan para tetua adat hanya memiliki satu buah kain sarung.

Itulah beberapa baju adat yang ada di Toraja. Sudah seharusnya kita melestarikan kebudayaan tersebut agar keanekaragaman , adat istiadat serta kebiasaan Tana Toraja akan terus ada.

Jika kamu suka dengan keunikan dari baju adat toraja yang dijelaskan diatas, kamu juga bisa memesan jersey di jersey printing dengan ditambahkan beberapa ciri khas baju adat toraja yang kami sebutkan diatas.

Categories: Pengetahuan